JAKARTA - M Syarif diyakini hanya sekedar pelaku bom bunuh diri di Masjid Ad Dzikra Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, semata. Sementara perakit bom yang melukai puluhan polisi saat salat Jumat itu adalah orang lain.
“Sudah pasti ada support, ada pembuat bom di belakangnya dan biasanya pembuat bom tidak meledakkan dirinya karena orang yang memiliki kemampuan membuat bom jumlahnya terbatas,” ungkap pengamat terorisme Al Chaidar kepada okezone di Jakarta, Kamis (21/4/2011).
M Syarif juga diyakini bukan bagian dari kelompok teroris yang selama ini eksis di Tanah Air. Dari berbagai sumber yang diakses Al Chaidar tak satu pun yang mengenal sosok M Syarif. “Saya menyakini di belakang dia ada oknum-oknum tertentu yang sifatnya negara,” ungkapnya.
Argumen yang melandasi keyakinan Al Chaidar di antaranya adalah sifat dari serangan yang janggal. Dalam melancarkan aksinya para teroris biasanya memilih bom bunuh diri untuk sasaran-sasaran yang besar. “Bom syahid, biasanya high explosive. Dipersiapkan lama, matang, dan targetnya jelas. Soal kerugian di pihak lawan juga diperhitungkan, jadi bukan bom-bom kecil,” urainya.
Al Chaidar menampik analisis yang menyebutkan telah terjadi pergeseran pola gerkan teroris di Indonesia. Dari yang sifatnya kelompok menjadi personal dengan sasaran lebih kecil. “Saya kira masih belum berubah secara signifikan, tetap masih AS dan sekutunya, tapi ada juga musuh lokal, polisi dalam hal ini,” terangnya.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2011/04/21/337/448396/m-syarif-bukan-perakit-bom-cirebon